Ilmuwan di Portsmouth dan Shanghai sedang mengerjakan software pintar yang akan membawa mereka selangkah lebih dekat dalam membangun tangan robotik yang sempurna.
Dengan menggunakan kecerdasan buatan (artificial Intelligence),mereka membuat software yang akan mampu belajar dan meniru gerakan tangan manusia.
Mereka berharap bisa membuat peralatan robotik ini untuk mampu dalam melaksanakan gerakan-gerakan tangkas yang hingga sekarang hanya mampu dilakukan oleh tangan manusia.
Dr Honghai Liu, dosen senior di University of Portsmouth’s Institute of Industrial Research, dan Professor Xiangyang Zhu dari Robotics Institute Jiao Tong University Shanghai, diberi penghargaan Royal Society atas penelitian mereka.
Teknologi tersebut mempunyai potensi untuk merevolusi industri manufaktur dan obat-obatan, para peneliti berharap bahwa di masa mendatang dapat membuat anggota badan buatan yang sempurna.
“Sebuah tangan robotik yang mampu melakukan tugas-tugas dengan ketangkasan layaknya tangan manusia adalah pencapaian yang luar biasa,” kata Dr Honghai Liu, yang mengajar kecerdasan buatan di University’s Institute of Industrial Research.
Dr Liu menggunakan sarung tangan cyber dengan dilapisi sensor-sensor kecil untuk menangkap data atas gerakan tangan manusia.
Professor Xiangyang Zhu dari Robotics Institute dithe Jiao Tong University Shanghai, yang dikenal sebagai salah satu lembaga penelitiah kelas dunia di bidang robotika, mengatakan bahwa kerjasama penelitian ini akan memperkuat interface antara teknik kecerdasan buatan dan robotika, dan membuka jalan untuk babak baru dalam teknologi robotika. chnology.
“Manusia bergerak lebih efisien dan efektif dalam gerakan yang terus menerus, sesuatu yang telah kita sempurnakan lebih dari beberapa generasi dan kita pelajari sejak bayi. Pengembangan dalam sains artinya kita akan mengajari robot untuk bergerak dengan cara yang sama”
(Dikutip dari Science Daily (Dec. 2, 2007))
PITTSBURGH–Lomba “mobot” alias mobil robot, tahunan Carnegie Mellon University ke-14 berlangsung pada hari Jum’at area downhill kampus dari Hall Doherty sampai Hall Wean. Peserta robot harus cukup kecil untuk melewati 14 gerbang dengan panjang dan lebar 18 inci.
Gerbang harus dimasuki dengan urutan yang benar, yang mana mudah sekali dilakukan pada 8 gerbang pertama karena robot tinggal mengikuti garis putih saja. Tapi untuk lima gerbang terakhir, garis putih bercabang dan si robot harus cukup pintar untuk memilih dengan benar.
Tim yang terdiri dari mahasiswa, sarjana, maupun anggota lain dari komunitas kampus Carnegie Mellon mempersiapkan hasil ciptaan mereka untuk melewati area slalom ber-14 gerbang. Untuk tiap kategori, mobot yang mampu melewati paling banyak gerbang dalam waktu tersingkat dinyatakan sebagai pemenang.
(dikutip dari: www.news.com)
Bukannya dibuat dengan besi, para perancang Gerbang Air menggunakan cairan sebagai “rintangan psikologis”. Pemikiran mereka adalah :”Orang tidak mau pakaiannya menjadi basah”. Jika sesuatu hal terjadi, orang bisa dengan cepat melewati gerbang saat keadaan genting tanpa dihalangi benda padat.
Apa yang baru di dunia maya sekarang? Ya itu adalah HTML versi 5. Apa? Versi 5? Anda mungkin tidak tahu kalau selama ini menulis script HTML dengan aturan XHTML 1.0 / HTML 4, atau mungkin masih menerapkan aturan HTML 3? Artikel ini tidak untuk membahas perbedaan tiap versi secara menyeluruh. Tapi kita akan lihat apa kelebihan HTML 5 ini.
WASHINGTON – Sir Tim Berners Lee meminta maaf atas kekhilafannya karena telah menggunakan karakter yang sama sekali tidak penting dalam penulisan alamat web.
Karakter penting itu adalah // atau yang biasa disebut dengan double backslash (dua garis miring). Biasanya dituliskan setelah titik dua di depan http. Menurut Sir Tim, karakter tersebut sebenarnya tidak memiliki arti sama sekali dalam pengkodean nama situs.
Bagi mahasiswa yang memerlukan informasi serta layanan, sekarang dapat dilihat pada seksi Informasi dan Layanan. Dapat diakses pada menu Kampus. Atau klik di sini untuk langsung menuju seksi Informasi dan Layanan.
Terbaru: info prosedur daftar ulang bagi mahasiswa baru dan lama, serta download Buku Pedoman dalam format pdf.
Artikel Oleh: Romi Satrio Wahono (romisatriowahono.net)
Seperti saya singgung di tulisan bagian pertama, identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb). Skripsi untuk level S1 seharusnya didesain untuk memecahkan masalah yang lebih riil dan sifatnya applied. Mahasiswa cukup fokus ke masalah yang ada di sekitarnya. Kalau jurusan kita di computing, kita lakukan saja observasi di lingkungan kita. Misalnya universitas, dosen, dan mahasiswa itu punya masalah apa yang kira-kira bisa kita pecahkan dengan teknologi informasi dan aplikasinya. Intinya kita harus kejar terus masalah penelitian ini, dan jangan lupa bahwa masalah yang kita identifikasi tersebut benar-benar menjadi masalah yang harus dipecahkan, bukan masalah yang kita ada-adakan. Masih agak bingung? Ok saya coba jelaskan secara detail dan pelan-pelan bagaimana proses identifikasi masalah ini.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Ketika kita mengambil topik penelitian untuk membedakan raut muka mahasiswa yang lagi bokek dan mahasiswa yang lagi banyak uang, kita punya variabel “raut muka” dan variabel “keadaan keuangan”. Nah kita ingin tahu hubungan dua variabel ini, jadilah itu sebuah masalah penelitian.
Lha terus sumber masalahnya dari mana datangnya? Sumber masalah penelitian bisa muncul dari tiga hal (Ranjit Kumar, 1996):
Masalah Yang Ada di Manusianya Sendiri (People and Problem)
Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar manusia yang bukan penelitian. Tapi juga jangan “saklek”, karena masalah manusia yang tadinya bukan masalah penelitian bisa kita “goyang sedikit” menjadi masalah penelitian. Contoh, mahasiswa punya masalah pokok yaitu “kekurangan uang”. Ini bisa kita “konversi” menjadi masalah penelitian misalnya menjadi:
– Mendeteksi raut muka mahasiswa bokek dengan face recognition system
– Model bisnis di Internet dengan modal kecil untuk mahasiswa
Masalah di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)
Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi masalah penelitian. Contoh, dosen-dosen saking sibuknya ternyata kesulitan menemukan satu waktu yang pas untuk meeting bulanan di universitas. Nah ini jadi masalah penelitian, approachnya nanti kita bisa kembangkan satu aplikasi scheduling dengan sedikit sistem pakar didalamnya yang secara otomatis memberikan beberapa alternatif waktu meeting yang pas untuk semua. Masalah lain misalnya, sistem informasi manajemen di universitas kita ada masalah. Nggak bisa online bekerjanya dan nggak sesuai dengan business process sebenarnya yang dilakukan oleh para staff dalam mengelola administrasi sekolah. Nah software dan sistem ini kita perbaiki supaya sesuai dengan yang dibutuhkan. Sistem parkir di Mal yang tidak bisa mendeteksi mana area parkir yang kosong, bisa jadi masalah penelitian yang menarik juga.
Fenomena yang Terjadi (Phenomenon)
Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah penelitian yang menarik. Contoh, fenomena bahwa situs portal yang dikembangkan di perusahaan-perusahaan ternyata sepi pengunjung. Nah ini adalah sebuah fenomena, untuk meningkatkan traffic, misalnya bisa dengan memainkan bebrapa teknik supaya search engine mau menengok situs kita, ini sering disebut dengan Search Engine Optimization. Nah dari sini kita sudah dapat judul: “Mengembangkan situs portal traffic tinggi dengan teknik Search Engine Optimization (SEO)”. Fenomena lain lagi, proses pendeteksian golongan darah untuk skala besar (massal) misalnya untuk seluruh mahasiswa universitas yang mencapai 5000 orang ternyata memakan waktu yang sangat lama. Ini sebuah fenomena, kita beri solusi dengan software sistem yang menggunakan beberapa teknik artificial intelligence yang memungkinkan pendeteksian golongan darah ini. Sehingga 5000 orang bisa kita proses dalam beberapa jam misalnya.
Supaya masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, biasanya masalah perlu dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian biasanya berdasarkan beberapa parameter dibawah (Ronny Kountur, 2007) (Moh. Nazir, 2003):
Menarik. Masalah yang menarik membuat kita termotivasi untuk melakukan penelitian dengan serius.
Bermanfaat. Penelitian harus membawa manfaat baik untuk ilmu pengetahuan maupun peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan manusia. Penelitian juga diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam skala besar (secara nasional maupun internasional), maupun secara khusus di komunitas kita (kampus, sekolah, kelurahan, dsb). Hindari penelitian yang tidak membawa manfaat kepada masyarakat.
Hal Yang Baru. Ini hal yang cukup penting dalam penelitian, bahwa penelitian yang kita lakukan adalah hal baru, solusi yang kita berikan adalah solusi baru yang apabila kita komparasi dengan solusi lain, bisa dikatakan lebih efektif, murah, cepat, dsb. Bisa juga kebaruan ini diwujudkan dengan perbaikan dari sistem dan mekanisme kerja yang sudah ada. Hindari redundant research, meneliti hal yang sama persis dengan yang dilakukan oleh orang lain. Ya ini namanya nyontek alias plagiasi skripsi.
Dapat Diuji (Diukur). Ini biasanya hal yang terlupakan, supaya proses penelitian kita sempurna, masalah penelitian beserta variabel-variablenya harus merupakan sesuatu yang bisa diuji dan diukur secara empiris. Kalau kita melakukan penelitian korelasi, nah korelasi antara beberapa variabel yang kita teliti juga harus diuji secara ilmiah dengan beberapa parameter.
Dapat Dilaksanakan. Nah ini juga faktor penting. Masalah yang bagus berkualitas, jadi lucu dan naif kalau akhirnya secara teknik penelitian tidak bisa dilakukan. Dapat dilakukan ini berkaitan erat dengan keahlian, ketersediaan data, kecukupan waktu dan dana. Hindari research impossible
Merupakan Masalah Yang Penting. Ini agak sulit mengukurnya, tapi paling tidak ada gambaran di kita bahwa jangan sampai melakukan penelitian terhadap suatu masalah yang tidak penting.
Tidak Melanggar Etika. Yang terakhir adalah masalah etika. Penelitian harus dilakukan dengan kejujuran metodologi, prosedur harus dijelaskan kepada obyek penelitian, tidak melanggar privacy, publikasi harus dengan persetujuan obyek penelitian, tidak boleh melakukan penipuan dalam pengambilan data maupun pengolahan data.
Bagaimana, sudah ada bayangan kira-kira masalah apa yang akan diteliti? Kalau sudah ok dan mantab dengan masalah penelitian, kita lanjutkan ke seri artikel berikutnya. Intinya konsep seri tulisan tentang penelitian ini memberi opini bahwa penelitian dan tugas akhir itu hal yang mudah, tidak bikin takut, apalagi bikin stress, kita tinggal jalankan saja sesuai dengan tahapan penelitian. Nikmati permasalahan yang muncul, tekuni solusi dan eksperimen yang kita rencanakan, dan jreng jreng jreng …. Insya Allah tugas akhir kita akan selesai sesuai dengan waktu yang ditetapkan, tanpa nyontek, tanpa membeli dari penjual skripsi dan tanpa kutukan dosa dari yang Diatas